My research interests gravitate toward the idea that language learning is a sociocultural construct. Learning contexts, both inside and outside of the class, that are characterized with its unique language ecology affect the high and the low degree of exposure, use, and assistance on different languages. It subsequently results in the language proficiency of individual language learners, as well as influences the stability of status of a certain language within a community. I am interested particularly in the study of children’s L1 acquisition and development, computer assisted language learning (CALL), language socialization in study abroad context, and indigenous language revitalization.
Current Research Projects
Hak Berbahasa Masyarakat Transmigran Jawa di Provinsi Lampung
Pemertahanan bahasa-bahasa daerah di daerah transmigran menjadi salah satu hal yang krusial, tetapi masih jarang mendapatkan perhatian. Kebijakan bahasa di daerah seringkali mengabaikan keberadaan komunitas etnik pendatang dan kebutuhan mereka untuk mempertahankan bahasa dan budaya nya sendiri di daerah transmigran. Di Provinsi Lampung, meskipun dalam kategori etnik, populasi penduduk yang bersuku Jawa berada dalam kisaran angka 62% dari jumlah total penduduk (BPS, 2010), mereka tanpa terkecuali menjadi target kebijakan program revitalisasi Bahasa Lampung yang di laksanakan di sekolah. Isu ini menjadi krusial, karena Bahasa Jawa sendiri juga sedang berada dalam situasi yang membutuhkan perhatian. Beberapa peneliti, semisal Errington (1998), Poedjosoedarmo (2006), dan Smith-Hefner (2009), mengungkapkan bahwa anak-anak penutur asli Bahasa Jawa di Jawa Tengah dan Jogjakarta tidak memiliki kemampuan yang baik di tingkat Basa Madya dan Basa Krama. Apabila berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, mereka akan cenderung memilih menggunakan Bahasa Indonesia, karena berbicara dengan Bahasa Jawa Ngaka dengan orang yang lebih tua mengimplikasikan ketidaksopanan. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan Bahasa Jawa di peringkat 10 bahasa dengan penutur terbanyak di dunia yang di rilis oleh Lewis, dkk. (2015) hanya menampilkan jumlah penutur Ngaka, tetapi tidak menunjukkan penurunan jumlah penutur di tingkat Basa Madya dan Basa Krama. Merujuk pada permasalahan di daerah asal di mana Bahasa Jawa berasal, maka penelitian lanjutan di daerah transmigran perlu di lakukan untuk melihat apakah permasalahan yang sama juga terjadi dan langkah strategis apa yang harus segera di lakukan.
Penelitian ini selanjutnya di maksudkan untuk (1) mengukur relevansi pengajaran Bahasa Lampung dengan penggunaannya di ranah-ranah penggunaan bahasa oleh komunitas etnik Jawa di daerah transmigran di 4 kabupaten di Provinsi Lampung, (2) mengukur tingkat keterancaman Basa Madya dan Basa Krama di kalangan siswa-siswa SMA beretnik Jawa di daerah-daerah transmigran tersebut, dan (3) menganalisa pendapat siswa dan orangtua beretnik Jawa di daerah-daerah transmigran tersebut tentang kebutuhan belajar Bahasa Jawa di sekolah. Penelitian ini akan menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif, di mana data yang di kumpulkan berupa (1) survei, (2) tes kemampuan berbicara Ngaka, Basa Madya dan Basa Krama, (3) wawancara, dan (4) observasi. Hasil penelitian, pembahasan, serta implikasi dari penelitian ini selanjutnya akan di bahas lebih lanjut di dalam makalah.
Kata Kunci: Hak Berbahasa, Etnik Jawa, Transmigran, Lampung
Referensi
BPS. (2010). Sensus Penduduk. Jakarta: Badan Sensus Penduduk Republik Indonesia. Errington, J.J. (1998). Shifting Languages: Interaction and Identity in Javanese Indonesian. Cambridge: Cambridge University Press. Poedjosoedarmo, G. (2006). The effect of Bahasa Indonesia as a lingua franca on the Javanese system of speech levels and their functions. International journal of the sociology of language, 2006(177), 111-121. Smith‐Hefner, N. J. (2009). Language shift, gender, and ideologies of modernity in Central Java, Indonesia. Journal of Linguistic Anthropology, 19(1), 57-77. Lewis, M., Paul, Gary, S., & Charles D. F. (eds.). (2014). Ethnologue: Languages of the World, Seventeenth edition. Dallas, Texas: SIL International. Online version: http://www.ethnologue.com.